KuantanXpress.id | Tanjung Pinang, – Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Asmar dan Muzamil, menunaikan niat mereka untuk berziarah ke makam Raja Fisabilillah yang terletak di Pulau Penyengat Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen keduanya untuk menghormati leluhur serta menguatkan ikatan spiritual dengan tanah kelahiran mereka, Rabu (11/9).
Asmar menyampaikan bahwa keinginannya untuk berziarah ke makam Raja Fisabilillah telah lama ada, dan kunjungan ini menjadi kesempatan yang sangat bermakna. “Saya sudah lama berniat untuk menziarahi makam Raja Fisabilillah karena di sini juga terdapat makam leluhur kami, Daeng Celak,” tutur Asmar saat dikonfirmasi oleh media.
Lebih lanjut, Asmar menyampaikan rasa syukur atas kesempatan dan kesehatan yang diberikan sehingga bisa melaksanakan ziarah tersebut. “Alhamdulillah, niat kami akhirnya terwujud. Saya juga membawa Muzamil bersama untuk menunaikan niat ini,” tambahnya.
Pulau Penyengat, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat Kota Tanjung Pinang, bisa diakses dengan menggunakan perahu motor (klotok) dengan tarif Rp10.000 per orang. Pulau ini menyimpan sejarah panjang Kerajaan Riau-Lingga dan menjadi tempat peristirahatan tokoh-tokoh besar, termasuk Raja Ali Haji, pengarang Gurindam Dua Belas, yang juga dimakamkan di sana.
Kompleks pemakaman Raja Ali Haji di Pulau Penyengat menjadi salah satu destinasi utama ziarah karena peran penting beliau dalam perkembangan sastra Melayu dan bahasa Indonesia. Beliau dikenal luas karena karyanya yang mengakar pada tradisi kesusastraan Islam dan Melayu, salah satunya Gurindam Dua Belas yang dihasilkan pada tahun 1847. Raja Ali Haji juga diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia atas kontribusinya dalam bidang kebudayaan dan bahasa.
Selain makam Raja Ali Haji dan Raja Fisabilillah, Pulau Penyengat juga menjadi tempat bersejarah lain seperti Masjid Sultan Riau, Istana Kantor, dan berbagai makam tokoh Kerajaan Riau-Lingga. Ziarah ini tidak hanya menegaskan pentingnya mengenang sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk merenungi nilai-nilai spiritual dan budaya yang diwariskan oleh para pendahulu.
Bagi para pengunjung yang ingin berziarah atau menjelajahi situs-situs sejarah di Pulau Penyengat, kompleks pemakaman ini dapat dijadikan salah satu tujuan wisata religi dan budaya yang penuh makna.
(Elbi)