Bahas Kesiapan Swasembada Pangan, Bupati Egi Audiensi dengan Dirjen Hortikultura, Tenaga Ahli Menteri Kementan, dan Bulog Lampung

Berita115 Dilihat

Lampung Selatan | KuantanXpress.id – Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, menerima audiensi dari Pelaksana Tugas Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Tenaga Ahli Menteri, dan perwakilan Bulog Provinsi Lampung. Pertemuan ini berlangsung di Rumah Dinas Bupati pada Jumat, 18 April 2025.

Audiensi ini membahas strategi dan kesiapan daerah dalam mendukung program swasembada pangan nasional.

Plt. Dirjen Hortikultura, Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule, M.Si., menyampaikan bahwa Kabupaten Lampung Selatan, bersama Lampung Timur dan Lampung Tengah, merupakan sentra produksi pangan nasional, khususnya untuk komoditas padi dan jagung.

“Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, target nasional adalah produksi gabah di atas 30 juta ton per tahun, dengan sasaran mencapai 34 hingga 35 juta ton agar kita bisa surplus,” ujar Taufiq.

Ia menambahkan bahwa dengan surplus cadangan pangan tersebut, rencana pemerintah untuk menghentikan impor beras mulai 2025 dapat direalisasikan.

“Kami meminta dukungan daerah untuk pencapaian target ini. Arahan Pak Menteri, setelah panen harus langsung olah dan tanam kembali. Kita kejar hasil produksi di atas 31 juta ton, bahkan target 34 hingga 36 juta ton, kalau bisa sampai 40 juta ton,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Radityo Egi Pratama menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, baik eksekutif maupun legislatif, siap bersinergi mendukung penuh program strategis nasional di bidang pangan.

“Kita mendukung penuh program Pak Presiden. Lampung Selatan juga mendapat atensi langsung dari Menteri Koordinator Bidang Pangan. Kami terus berkomunikasi mengenai progresnya,” kata Egi.

Lebih lanjut, Egi mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat terkait keluhan masyarakat, khususnya mengenai harga gabah yang di bawah standar dan keterlambatan pembayaran.

Selain itu, ia menyebutkan kendala lain berupa lambatnya penyerapan gabah, yang disebabkan oleh minimnya jumlah mitra Maklon Bulog di Lampung Selatan. Dari total 306 maklon, hanya 13 yang sebelumnya aktif.

“Kemarin saya mendapat laporan bahwa serapan gabah masih jauh dari target. Serapan baru sekitar 9 ribu ton, sementara targetnya 24 ribu ton. Kami sudah mengadakan rapat internal dan dengan mitra Maklon. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai teratasi,” jelas Egi.

(Yan/Kmf)