Bersama-sama Cegah Stunting, Pemerintah Desa Sripendowo Gelar Rembug Stunting Tahun 2025

Berita, Daerah53 Dilihat

Lampung Selatan | KX – Pemerintah Desa (Pemdes) Sripendowo Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan menggelar kegiatan Rembug Stunting Tahun 2025 dalam upaya pencegahan stunting secara bersama-sama dan terintegrasi untuk mencapai hasil optimal bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Sripendowo.

Kegiatan digelar di Aula Kantor Desa Sripendowo pada Senin (30/6/2025) dihadiri Sekretaris Kecamatan Ketapang Elhayati, Kepala Desa Sripendowo Artaji dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Desa Sripendowo Agus Setiawan.

Juga hadir BPD Sripendowo, pendamping desa/pendamping lokal desa, staf desa, Kader PKK, Bidan Desa, Kader Posyandu, Kader KPM, LPM, Dalduk KB, Ka.UPT Puskesmas Ketapang Zhimer Marpaung serta undangan terkait lainnya.

Dalam sambutannya, Sekretaris Desa Sripendowo Agus Setiawan menyampaikan bahwa tanggungjawab dalam penanganan dan pencegahan stunting baik untuk ibu hamil dan balita adalah tanggungjawab bersama. Bukan hanya semata dibebankan kepada pemerintah desa.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Desa Sripendowo berkomitmen mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di tingkat desa. Untuk itu, ia mengharapkan melalui rembug stunting ini bisa merumuskan langkah konkret yang melibatkan seluruh elemen masyarakat demi memastikan penanganan dan pencegahan gagal tumbuh pada anak, ” ucapnya.

Agus Setiawan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh undangan pada kegiatan Rembug Stunting yang telah hadir. “Mari kita bergandengan bersama demi generasi Desa Sripendowo dalam mencegah stunting. Mudah-mudahan dengan kolaboratif bisa zero stunting, ” imbuhnya.

Sri Mahendra Kasi Kesos Kecamatan Ketapang mewakili Camat Ketapang Rendy Eko Supriyanto, S.STP saat membuka giat rembug stunting mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah giat rutin tahunan. Rembug Stunting bertujuan untuk menyusun rencana aksi bersama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di tingkat desa atau kelurahan, dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Selain itu, rembug stunting juga bertujuan untuk membangun komitmen bersama, mengoptimalkan sumber daya lokal, dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai stunting.

Berikut tujuan lebih rinci dari giat rembug stunting:

Identifikasi Masalah:

Mengidentifikasi permasalahan stunting secara spesifik di tingkat desa atau kelurahan, termasuk faktor penyebab dan kelompok rentan.

Penyusunan Rencana Aksi:

Merumuskan rencana kegiatan yang melibatkan berbagai sektor (kesehatan, pendidikan, pertanian, dll.) untuk mengatasi stunting, yang akan diusulkan dalam Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa).

Penguatan Komitmen:

Membangun komitmen bersama dari berbagai pihak (pemerintah desa, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, masyarakat) untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.

Optimalisasi Sumber Daya:

Mengoptimalkan sumber daya lokal, termasuk dana desa, untuk mendukung kegiatan pencegahan dan penanganan stunting.

Peningkatan Kesadaran:

Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai stunting, penyebabnya, dan pentingnya pencegahan serta penanganan stunting.

Penyelarasan Program:

Memastikan bahwa program-program yang ada di desa selaras dan terintegrasi untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.

Evaluasi dan Pemantauan:

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program stunting untuk melihat efektivitas dan dampaknya.

Dari data pemaparan Bidan Desa Sripendowo, Rosilawati A.Md.Keb, menyampaikan angka stunting ada 2 balita, ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) ada 3 ibu hamil. Dan ibu hamil 25 orang. Lalu jumlah balita dari 0-5 tahun berjumlah 227 anak. Kemudian batita 0-3 tahun berjumlah 115.

“Adapun usulan dari kader adalah setiap bulan dapat PMT berupa susu dan telur. Kemudian untuk usulan sarana dan prasarana berupa timbangan, alat pengukur tensi untuk ibu hamil. Angka stunting di tahun 2025 masih sama di tahun 2024, yakni masih ada 2 anak dikarenakan ada riwayat TBC dan satunya tinggi badan kurang, ” ungkapnya.

Selanjutnya, pemaparan dan diskusi dari lintas sektoral mulai dari Korluh Dalduk dan KB, Puskesmas Ketapang, Kader Posyandu, kader KPM, PD/PLD. Acara selesai tepat pukul 16.00 WIB. (Yan).

News Feed