Catatan Kecil Dihari Guru 2024

Berita155 Dilihat

 

Kuantanxpress.com-Tanah Merah-
25 Nopember 2024, seluruh kalangan masyarakat di Indonesia memperingati Hari Guru. Tujuan dari diperingatinya hari guru ini adalah untuk memberikan apresiasi kepada para guru meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi di masa depan ditentukan oleh guru. Aktivitas yang kerap dijuluki sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” tersebut bukan sekedar profesi, melainkan panggilan dari hati. Panggilan dari hati untuk mencetak kader-kader bangsa yang berkualitas.

Hal tersebut diungkapkan oleh seseorang yang sudah cukup lama mengabdi sebagai guru di kecamatan Tanah Merah. Dia adalah HM.Syamsi pria berusia 49 Tahun tersebut mengawali karir sebagai tenaga pengajar di SMPN 3 Tanah Merah pada tahun 2005. Beliau berprofesi sebagai guru Pendidikan IPA hingga pada Tahun 2023 M.Syamsi dipercayakan untuk mengemban profesi sebagai Kepala Sekolah Di SMPN 01 Tanah Merah.

Selama kurang lebih 20 tahun menjadi agen pendidik, Syamsi menyikapi hari guru dengan harapan berupa tenaga-tenaga pendidik agar dapat mendidik dengan kreatif dan inovatif.

“Menyikapi hari guru atau hari persatuan tenaga kependidikan ini, kita harus berfikir bagaimana caranya agar guru itu dapat Tergerak,Bergerak,Menggerakkan sehingga dapat meningkatkan cara mendidik yang kreatif dan inovatif pada akhirya guru dapat menghasilkan anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan.” Tuturnya saat dikonfirmasi melalui whatsapp.di saat setelah upacara . Senin, (25/11/2024).

“Menjadi seorang guru merupakan panggilan hati. Saya dari awal, tamat SMA sudah dididik menjadi guru, lewat Pendidikan Guru selama 5 Tahun, yang mengambil spesialis bidang Pendidikan Biologi.” Lanjut Syamsi.

Kesan pria yang akrab disapa “Pak Guru” tersebut selama 20 Tahun menyandang profesi guru adalah, beliau tidak pernah merasa bosan sedikitpun.Menjadi guru itu santai, tidak membosankan, membuat saya menjadi semakin termotivasi untuk terus memberikan yang terbaik.” Kata Syamsi.

Hal senada juga diungkapkan Andi Hasnawati, S.Psi, seorang guru BK di MI YPI 02.Tanah Merah Sedikit curhatanku selama mengabdikan diri sebagai guru honorer, sedih tapi bangga karena 18 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan. Sebagai seorang guru honorer, saya telah merasakan suka dan duka yang tak terhingga.
Ada kalanya semangat membara, namun tak jarang pula harus menghadapi berbahgai tantangan, termasuk pandangan sebelah mata. Namun, semangat untuk berbagi ilmu dan melihat anak didik tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik selalu menjadi motivasi terbesar saya. Seraya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang luar biasa, dan tugas saya adalah membantunya untuk menggali potensi tersebut.
Selama 18 tahun menjadi guru honorer, saya telah banyak belajar arti kesabaran, keikhlasan, dan harapan. Meskipun seringkali merasa kurang diperhatiakan, saya tidak pernah menyerah untuk memberikan yang terbaik kepada bagi siswa-siswi saya. Harapan saya, semoga pendidikan di negeri ini semakin maju dan guru-guru honorer mendapatkan penghargaan yang layak atas dedikasinya. Saya juga berharap, semua anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya tanpa adanya diskriminasi antar si kaya dan si miskin.

Tak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya selama ini, terutama kepada siswa-siswi saya yang telah menjadi inspirasin terbesar. Kalian adalah alasan saya terus berjuang. Untuk para guru honorer, jangan pernah menyerah pada mimpi. Kita adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran penting dalam membangun masa depan bangsa tanpa campur tangan kita pendidikan akan lumpuh. Tetap semangat dan terus berkarya.

Disisi Lain pak Sunario,S.Pd. Plt Kepala SD 06 sungai Nyiur dusun kampung baru sekolah yang letaknya termasuk daerah 3T hanya bisa ditempuh jalur sungai untuk menuju sekolah tersebut mengatakan. “Guru bukan untuk membuat manusia menjadi pintar. Tetapi guru bisa pintar memanusiakan manusia” Menjadi seorang guru udah 13 tahun ini juga menyadarkan bahwa menjadi guru bukan hanya profesi, melainkan panggilan hati.“Karena Nario merasa automatis timbul rasa sayang dan peduli kepada anak didik. Terutama perihal akhlak. Melihat kondisi akhlak siswa dizaman Sekarang ini sepertinya harus dengan pendekatan yang berbeda”, kata Nario.

Disisi lain Ibu Desmalia yang akrab dipanggil Ibu Icot Guru SMPN 01 Tanah Merah yang sudah cukup lama Mengabdi Menjadi guru”Menjadi Guru adalah pilihan Hidup.Tidak semua orang bisa menjadi guru karena guru itu tidak tercipta, tapi dia terlahir “ dengan panggilan hati, pasti akan menjadikan seorang guru tersebut enjoy dan mencintai pekerjaannya.

Sesungguhnya, menjadi guru adalah sebuah misi yang penuh dengan moralitas dan idealitas. Menjadi guru memang harus punya panggilan hati untuk mendidik, panggilan peduli terhadap generasi kedepannya, panggilan untuk merubah dan mencerahkan kehidupan bangsa. Menjadi guru haruslah lahir dari dasar batin, dari hati nurani untuk mendidik anak-anak bangsa. Jika tanpa panggilan hati, perbuatan mendidik anak bangsa, hanya ibarat tugas pokok rutinitas saja.

Terakhir ucapkan, selamat HUT PGRI ke 79 dan Hari Guru Nasional Tahun 2024 Tahun ini, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), tema Hari Guru Nasional 2024 adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat.”(Mhd)