KUANTANXPRESS.ID – Tampil memakai baju daster dengan rambut hitam tergerai, Caca (nama Samaran) menerima kehadiran banjarhits.id di sebuah kamar kos putri di bilangan Jalan Sultan Adam, Kota Banjarmasin pada Senin dini hari (25/2/2019). Wajahnya manis dibalut kulit putih langsat.
Digenggaman tangan kanannya terselip gawai Apple. Caca seorang mahasiswi perantauan asal Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Ia kuliah di sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin. Di usianya ke-23 tahun, Caca boleh dibilang hidup berkecukupan meski jauh dari orang tua.
Limpahan materi bukan dari kiriman orang tua di kampung, melainkan pemberian ‘suaminya’. Caca memang wanita simpanan dari seorang oknum polisi. Ia mau dimadu karena tergoda gaya hidup hedonis. Alih-alih berprestasi di bangku kuliah, Caca malah asyik menikmati gaya hidup menerabas norma.
Caca menjalin asmara dengan pria matang nan mapan. Lebih ironis, hubungan ini tanpa status pernikahan siri sekalipun. Caca biasa hubungan intim dengan si suaminya tanpa ikatan pernikahan alias kumpul kebo. Putus jalinan asmara dengan pria satu, ia begitu mudah menambatkan hati ke pujaan lain asalkan materi didapat.
Berkedok pacaran, ia menerima uang jatah jajan perharinya Rp 100 ribu sebagai uang wajib. Duit itu di luar pemenuhan kebutuhan belanja dan perawatan diri. Caca merasa berkecukupan mendapat materi dari pria ‘gadun’. Sebutan ini ilustrasi bagi pria matang yang punya wanita simpanan berusia muda.
Konsekuensinya, Caca mesti mau menuruti keinginan si gadun, terutama ketika berhubungan seksual layaknya pasutri. “Dalam seminggu setidaknya sekali melakukan itu,” ucap Caca malu-malu kepada wartawan banjarhits.id, Reska Meiliyanti.
Berkali-kali berhubungan intim, Caca mengaku tak pernah hamil. Ihwal sikap orang tua, Caca berkata orang tuanya tahu bahwa si pacar telah mencukupi kebutuhan hidupnya di Kota Banjarmasin. Namun, orang tua tak tahu Caca sudah tak perawan lagi karena sering gonta-ganti pasangan.
“Orang tua membolehkan saja aku menjalin hubungan dengan lelaki manapun selagi ia masih sendiri. Tapi kalau tahu aku sudah tidak perawan lagi, mungkin aku dihapus dari Kartu Keluarga,” kata Caca seraya bergurau.
Beres menjalin kasih dengan pria berprofesi kontraktor, kini Caca beralih pelukan ke sosok oknum polisi. Menurut dia, hubungan gelap semacam ini tak perlu kesepakatan hitam di atas putih, asalkan keduanya sepakat menutup rapat. Maklum, si polisi sudah berkeluarga.
“Berhubung ini di perantauan dan jauh dari pantauan orang tua, makanya mereka tidak tahu.” Caca sadar kelakuannya menabrak norma agama dan menentang restu orang tua. Namun apa lacur, Caca mesti rela dimadu demi memenuhi hasrat hedonis di tengah keluarganya yang hidup pas-pasan di kampung.
Sumber : Kumparan