Paripurna Istimewa HUT ke-26 Kuansing, Bupati Suhardiman Gaungkan Semangat “Basatu, Bakayuah”

Daerah5 Dilihat

Teluk Kuantan – Untuk menyambut paripurna istimewa Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kuansing ke-26 tahun yang tepat hari ini.

Sidang paripurna istimewa itu dipimpin oleh Ketua DPRD Kuansing H Juprizal SE MSi bersama Wakil Ketua I DPRD Satria Mandala Putra, Wakil Ketua II DPRD Romi Alfihsyah Putra.

Dihadiri langsung Bupati Kuansing H Suhardiman Amby MM, Wakil Bupati H Muklisin, Gubernur Riau H Abdul Wahid, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, Pangdam Tuangku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo, Danrem, Dandim, Wakil Bupati Inhu Hendrizal, para tokoh pendiri Kabupaten Kuansing, tokoh masyarakat, tokoh adat, kadis, badan, camat dan sejumlah tokoh penting lainnya dan Ikatan Keluarga Kuantan Singingi (KKKS) Pekanbaru.

Gubernur Riau H Abdul Wahid pun memberikan selamat ulang tahun pada Kabupaten Kuansing yang sekarang sudah berusia 26 tahun.

Di usia 26 tahun Kabupaten Kuansing, Abdul Wahid menilai kalau Kabupaten Kuansing sudah banyak alami kemajuan sejak dimekarkan.

Bahkan dari segi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kuansing yang juga baik.

Kabupaten Kuansing adalah salah satu kabupaten di Riau yang memiliki tradisi dan budaya yang sudah dikenal di Indonesia dan mancanegara, yakni pacu jalur.

Pada pacu jalur Kharisma Even Nusantara (KEN) bulan Agustus 2025 lalu, pacu jalur mampu menarik 1,6 juta wisatawan datang ke Kabupaten Kuansing, Riau. Selama perhelatan, perputaran uang hampir Rp200 miliar dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat Kuansing.

Dia berharap, kedepan Kabupaten Kuansing akan semakin maju, sejahtera dan hebat.

Sementara, Bupati Kuansing H Suhardiman Amby mengatakan, HUT ke 26 tahun Kabupaten Kuansing ini mengambil tema”Basatu, Bakayuah Menuju Kabupaten Kuansing Hebat “.

Motto Basatu, mengandung pesan bahwa kekuatan daerah lahir dari kebersamaan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, pemangku adat, ulama dan generasi muda serta elemen lainnya.

Motto Bakayuah, mengandung makna bekerjasama, bahu membahu, tolong menolong sebagaimana semangat pacu jalur.

Filosofi yang terkandung di dalamnya adalah, membangun daerahntidak bisa dilakukan sendiri. Tetapi perlu kerja kolektif dengan semangat gotong royong.

Basatu, Bakayuah, adalah identitas, budaya leluhur Kuansing. Ungkapan ini lahir dari kearifan lokal masyarakat Kuansing yang menjunjung tinggi nilai adat, persaudaraan, dan kebersamaan. Menjadi pengingat, bahwa pembangunan modern harus tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Dengan persatuan dan kebersamaan, seluruh potensi daerah dapat dikelola secara optimal. Hebat tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari keberhasilan menjaga harmoni sosial, budaya dan spiritual.

Tahun ini, lanjut Suhardiman Amby, masyarakat Kuansing patut berbangga. Pacu jalur dari riuh sungai kuantan menuju panggung dunia. Ditengah arus sungai kuantan, pacu jalur bukan sekedar lomba.