
Padang Panjang (Sumbar), Kuantan Xpress – Di tengah derasnya arus digitalisasi yang mempengaruhi perilaku dan karakter generasi muda, Senator Republik Indonesia H. Jelita Donal, Lc, menegaskan pentingnya peran pesantren sebagai benteng terakhir moral dan karakter bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikan Senator yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite III DPD RI itu saat menghadiri acara penyambutan santri baru Tahun Ajaran 2025/2026 serta serah terima wali santri di Pesantren Daarul Muwahhidiin, Koto Tuo, Panyalaian, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Ahad (20/7/2025).
Acara yang berlangsung di Masjid Mujahidin lantai II, kompleks pesantren tersebut, dihadiri ratusan wali santri dan jajaran pengurus. Dalam sambutannya, Jelita Donal berbicara tegas mengenai posisi strategis pesantren di era yang penuh tantangan moral dan sosial.
“Indonesia berhutang besar pada pesantren. Dari rahim pesantren lahir para ulama, pejuang kemerdekaan, bahkan pendiri bangsa ini. Jadi sangat keliru jika hari ini ada yang menuduh pesantren secara umum dengan tudingan negatif,” ujar Jelita Donal.
Sebagai pimpinan Pesantren Daarul Muwahhidiin, Jelita Donal juga menyoroti transformasi pesantren saat ini yang telah mampu mencetak generasi muda berkualitas, tak hanya secara religius tetapi juga intelektual dan sosial.
Ia turut mengkritisi pandangan miring sebagian masyarakat yang menganggap pesantren sebagai tempat “pembuangan” anak-anak yang bermasalah.
“Itu pemahaman yang sangat keliru. Anak yang nakal saja bisa berubah menjadi baik di pesantren, apalagi anak-anak yang memang sudah baik sejak awal. Mereka akan tumbuh menjadi insan yang membanggakan orang tua, masyarakat, bangsa, dan umat,” ungkapnya.
Menurut Jelita Donal, sistem pendidikan pesantren tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi lebih menekankan pada praktik langsung nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
“Santri di sini belajar 24 jam penuh. Mereka digembleng tidak hanya dalam hal ilmu, tapi juga akhlak, ibadah, hingga tanggung jawab sosial,” tambahnya.
Harapan Wali Santri
Di tengah jalannya acara, seorang wali santri asal Padang Pariaman yang akrab disapa Pak Del, kepada media ini mengungkapkan alasannya memasukkan anak ke pesantren Daarul Muwahhidiin.
“Di zaman gadget seperti sekarang, saya sangat khawatir dengan pendidikan agama anak saya. Saya ingin dia menjadi anak yang sholeh, berakhlak baik, dan memiliki mental pejuang. Karena itu saya yakin dan ikhlas menyekolahkannya di Pesantren Daarul Muwahhidiin ini,” tuturnya.
Acara penyambutan santri baru dan penyerahan amanah dari orang tua kepada pihak pesantren berlangsung khidmat dan sarat makna. Suasana haru dan penuh harapan terasa menyelimuti ruangan, menegaskan kembali bahwa pesantren tetap menjadi benteng utama pendidikan karakter di tengah tantangan era modern.
Dengan semangat perubahan dan tekad mulia, pesantren kembali meneguhkan eksistensinya sebagai garda terdepan penjaga moral generasi bangsa.
(Laporan: Charles Nasution – Kuantan Xpress)
