Konflik Angkringan Jalan Hangtuah Memanas: Pedagang Terpecah, Siapa di Balik Kekacauan

Blog214 Dilihat

Kuantanxpress.id – Tembilahan – Kericuhan pedagang angkringan di Jalan Hangtuah, Tembilahan, kian memanas. Pantauan awak media pada Rabu (8/10/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB menunjukkan situasi di lapangan sangat kacau.

Lapak pedagang terlihat semrawut, ada yang mengikuti aturan, namun hampir menghabiskan badan jalan, bahkan telah memakai trotoar disamping pagar lapangan. Bukan hanya itu, jalur akses keluarmasuk mobil logistik Kantor Pos Tembilahan hampir tidak terlihat karena tertutup .

Salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada media bahwa konflik ini bermula dari rapat yang digelar di kantor Disdagtri beberapa waktu lalu. Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan pedagang, HIPMI, dan HPPI. Namun suasananya berujung panas dan ricuh.

Kekacauan ini makin menjadi setelah di lapangan ditemukan sejumlah pedagang yang tidak mematuhi hasil kesepakatan resmi antara Pemda, HIPMI, dan pedagang.

Berdasarkan hasil rapat sebelumnya, pihak Disdagtri turun kelapangan untuk mengukur Jl Hangtuah. Dari hasil tersebut setiap pedagang diberi alokasi lapak ukuran 3 x 6 meter untuk menampung seluruh pedagang yang telah mendaftar.

Namun, sejumlah pedagang justru berkeras mempertahankan ukuran lama 6 x 3 meter, membuat tatanan menjadi berantakan dan menimbulkan ketegangan antar kelompok.

Lebih jauh, sumber internal menyebutkan bahwa kelompok pedagang ini awalnya mendapatkan izin berjualan dari Pemda melalui wadah komunitas yang disebut KUMALA. Namun kini, komunitas tersebut justru menjadi sorotan karena dianggap sulit diatur lalu Melibatkan HIPMI dan diduga ikut memecah barisan pedagang.

Beberapa pedagang mengaku bingung dengan arah kebijakan dan siapa sebenarnya yang mengatur mereka.

“Kami sudah ikut aturan hasil rapat Disdagtri, tapi kok masih banyak yang buat lapak sembarangan. Katanya ada KUMALA yang atur,tapi kami tak tau siapa orangnya. kak, bisa ya bantu kami ni benar 2 jualan, kalo di suruh jualan kedalam, kami mau aja kk ,” ujar seorang pedagang yang terlihat resah.

Tim awak media terus menelusuri siapa figur di balik KUMALA dan apa hubungan komunitas tersebut dengan HIPMI yang sebelumnya menginisiasi pertemuan dengan pemerintah daerah.

Situasi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah KUMALA dan HIPMI benar-benar wadah pedagang atau hanya kendaraan kepentingan pihak tertentu di balik layar?

Tim awak media akan terus memantau dan mengungkap siapa dalang di balik kisruh angkringan Hangtuah yang kini menjadi sorotan publik.